Andi Yudha Asfandiyar Kuratori Pameran Langka 10 Perupa Cilik di GPK Naripan Bandung

ARCOM.CO.ID ,Bandung. Founder PicuPacu Kreativitas! Indonesia Andi Yudha Asfandiyar akan menjadi kurator karya-karya 10 perupa cilik yang akan dipamerkan di Galeri Pusat Kebudayaan (GPK), jalan Naripan No.9 Bandung, mulai 24 Juli hingga 31 Juli 2022.

Andi Yudha Asfandiyar ketika ditemui awak Media, Kamis, (21/7/2022), di kawasan Antapani Bandung mengatakan, pameran 10 perupa cilik bertajuk, “Anak Indonesia Berani Kreatif!”, digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang biasa diperingati setiap tanggal 23 Juli.

“Pameran 10 perupa cilik Bandung yang digelar di Galeri Pusat Kebudayaan jalan Naripan No.9 Bandung, mulai 24 Juli hingga 31 Juli 2022 merupakan pameran yang sangat langka,” kata Andi Yudha Asfandiyar yang juga seorang Pendongeng, Desainer grafis, One Line Frawer, Illustrator, dan Book Author.

“Pameran ini sangat penting bagi perkembangan dunia visual, dan perkembangan dunia gambar anak-anak khususnya di kota Bandung,” tegas Andi Yudha Asfandiyar.

Lebih lanjut Andi Yudha Asfandiyar mengatakan, 10 perupa cilik akan memamerkan karya-karyanya yang luar biasa yang berbeda, “Karena mereka tidak seragam dalam berpikir, berimajinasi dan merasakan sesuatu,” ujarnya.

“Mereka tidak sekedar menggambar, tapi menggambarkan, maka pameran ini sangat penting bagi sekolah-sekolah, dan pengamat pendidikan untuk melihat bagaimana proses perkembangan anak-anak di dunia visual,” kata Andi Yudha Asfandiyar.

Karya 10 Perupa Cilik, dengan rentang usia 4 – 13 tahun ini akan menghadirkan karya dari Rucita (4 th), Sri Jago Asoka Rama (6 th), Dhifa Khasia Hasyawardhana (6 th), Shaqee Giezha Agassi (6 th), Arfara Nadiy Raeesa (7 th), Arimbi Ketya Anasya (7 th), Bima Raidara Adisakti (7 th), Rarasati Laksmi Adisaputro (9 th), Alvicko Gusti Aruna Fadly (10 th), dan Mahesa Damar Sakti (13 th).

“Mereka akan menampilkan ide-ide kreatif yang berani mereka tuangkan dalam karya-karyanya, tak ayal lagi peran orang -orang terdekatnya sangat penting dan strategis dalam memicu dan memacu ide-ide visual kreatif anak-anak tersebut,” kata Andi Yudha Asfandiyar.

Andi Yudha Asfandiyar menjelaskan, bagi anak-anak, menggambar, melukis dan sejenisnya merupakan cara mereka berkomunikasi, cara mereka menyampaikan pesan, ekspresi dan keinginannya, serta mimpi-mimpinya.

“Sehingga terkadang memang tak mudah menilai karya gambar atau ekspresi seni rupa anak-anak, di mana dibalik karyanya senantiasa terdapat cerita yang tak bisa seenaknya ditafsirartikan oleh orang dewasa,” ungkap Andi Yudha Asfandiyar, “Anak-anak lebih tahu atas apa yang mereka buat,” ujarnya.

“Banyak orang beranggapan di antara berbagai cabang seni, seni rupalah yang paling membuka keinginan pada anak-anak untuk mengekspresikan dan mencurahkan isi hati dan otaknya,” ungkap Andi Yudha Asfandiyar.

“Sejak bayi, secara kongkrit bayi berkembang dan mengembangkan motorik halusnya ketika dirangsang dengan visualisasi melalui lingkungan terdekatnya, inilah yang disebut bahasa rupa atau visual anak,” kata Andi Yudha Asfandiyar.

“Bagi anak-anak, menggambar, melukis dan berseni rupa itu merupakan proses belajar,” kata Andi Yudha Asfandiyar, “Seperti kita ketahui, proses belajar anak-anak sangat berbeda dengan orang dewasa,” ujarnya.

“Anak-anak sangat dipengaruhi proses daripada hasil, pada orang dewasa, bermain itu ya bermain, belajar itu belajar, sebaliknya bagi anak-anak, belajar itu kadang bermain, dan bermain pun merupakan proses belajar mereka,” ungkap Andi Yudha Asfandiyar.

“Mengapa demikian?, karena anak-anak masih ‘segar’ dalam proses pengoptimalan otak kanannya, potensi otak kanannya masih tinggi dibanding otak kirinya yang biasa mendominasi orang-orang dewasa,” kata Andi Yudha Asfandiyar.

“Proses berpikir dan belajar anak-anak pendayagunaan otak kanannya, banyak bersinggungan dengan soal-soal visual, seni, rasa nyaman, kegembiraan, dan humor,” ungkap Andi Yudha Asfandiyar.

“Disitulah anak-anak berproses menggambarkan, melukiskan, menceritakan rasa dan pikirnya, bukan sekadar menggambar atau melukis,” kata Andi Yudha Asfandiyar.

“Seorang psikolog senior, J Wulhur mengatakan, menggambar penting bagi pembentukkan jiwa anak, pun demikian yang dikatakan oleh Beaty, bahwa orang-orang kreatif memiliki ide yang orisinal, menggunakan sesuatu dengan cara yang baru dan berbeda dari cara yang ditempuh orang lain,” kata Andi Yudha Asfandiyar.

“Memandang sesuatu dari sudut pandang yang unik, mereka pantang meniru atau mengikuti aturan yang telah terpolakan saat berkarya, siapakah mereka?, mereka adalah artis, pelukis, penemu, penyair, sastrawan, aktor, komponis, arsitek dan anak-anak kecil,” kata Andi Yudha Asfandiyar.

“Mereka semua adalah orang-orang yang berkarya mengikuti aturan sendiri dalam upaya menghasilkan sesuatu yang baru,” ujar Andi Yudha Asfandiyar.

“Pameran karya perupa-perupa cilik ini semoga bisa membangun iklim terus berani berkreasi, berkarya, dan nantinya regenerasi perupa khususnya di kota Bandung dan umumnya di Indonesia semakin semarak dan berkualitas,” kata Andi Yudha Asfandiyar.

“Kesempatan baik ini bisa menjadi wahana olah pikir, olah rasa, olah rupa, khususnya anak-anak yang berkunjung menikmati pameran dalam rangka Hari Anak Nasional ini,” pungkas Andi Yudha Asfandiyar. (BRH / RLS)