Ketua DPRD Jabar: Tenun Gadod Warisan Budaya Bernilai Ekonomi Tinggi

ARCOM.CO.ID ,Bandung. (4/6/2022). Warga Kabupaten Majalengka patut berbangga, karena selama ini memiliki sesuatu yang khas, yaitu Tenun Gadod.

Tenun Gadod adalah kain yang dibuat dari bahan kapas honje yang ditenun menjadi busana sehari-hari.

Tenun Gadod dapat ditemukan di Desa Nunuk Baru, Kecamatan Maja, Majalengka, Jawa Barat.

Menurut Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Jawa Barat, saat ini perajin tenun Gadod diketahui hanya tinggal lima orang saja, salah satunya Emak Maya yang berusia 80 tahun.

Konon tenun Gadod yang berarti kuat dan tebal ini dibuat dengan menggunakan kapas alit alias kapas Jepang.

Namun karena kapas tersebut sudah sangat sulit alias tidak ditemukan lagi di Desa Nunuk, perajin berimprovisasi memakai kapas honje demi membuat Tenun Gadod.

Cara pembuatan, corak, dan proses pewarnaan alami yang bersumber dari tradisi masyarakat setempat, termasuk beberapa pantangan dalam hal pembuatannya, menjadikan produk Tenun Gadod unik dan khas.

“Sejak ramai keprihatinan pemberitaan tenun gadod pada 2021, saya tahu kini Bupati Majalengka dan dinas terkait sedang berupaya merevitalisasi budaya lokal yang khas ini,” kata Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Brigjen TNI (Purn) Taufik Hidayat, SH., MH., yang berasal dari Dapil XI meliputi Kabupaten Subang, kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Majalengka.

“Tenun ini katanya sudah ada sejak jaman penjajahan Jepang, kala itu warga Desa Nunuk Baru dan sekitarnya tak kekurangan sandang, mereka bertahan dengan produk tenun sendiri,” ungkap Taufik Hidayat yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat.

Lebih lanjut Ketua DPRD Jabar berharap dengan munculnya aneka keprihatinan akan nasib atau masa depan Tenun Gadod pada tahun 2021 menjadi momentum baik.

“Ini momentum baik, semoga makin banyak perhatian untuk me-revitalisasi tenun Gadod sebagai warisan budaya yang punya nilai ekonomi cukup tinggi,” kata Ketua DPRD Jabar.

Termasuk tempatnya di Desa Nunuk Baru yang dapat juga dijadikan sebagai obyek wisata kepariwisataan,” ujar Ketua DPRD Jabar.

“Saya kira selama ini sudah terjadi, tinggal secara bersama kita benahi, pertahankan dan kembangkan,” pungkas Ketua DPRD Jabar. (BRH / RLS)