Kiat Sukses Owner PT BEST Selaraskan Bisnis dan Filantropi

ARCOM.CO.ID ,Bandung. Owner PT BEST (Bandung Eco Sinergi Teknologi) saat ini sedang viral di kalangan anak muda yang tinggal di Kota Bandung.

Mereka adalah dua bersaudara, yakni, Febrian Agung Budi Prastyo (38 thn), dan adiknya Randu Sekti Wibowo ST (37 thn).

Kiprah keduanya saat ini tidak hanya dikenal di tingkat regional, melainkan juga di tingkat nasional.

Uniknya, kakak beradik ini sempat menambatkan nama mereka dari total 59 nama dalam ‘tile naming’ di tangga rotunda kampus almamater mereka berdua pada ulang tahun kampus ITB yang ke-100 pada tahun 2020.

Hal ini diketahui saat keduanya ditemui para awak media, Senin, (4/4/2022), di kantor PT BEST (Bandung Eco Sinergi Teknologi), di Grand Surapati Core Jalan P.H.H Mustofa Bandung.

Saat diwawancara, keduanya mengaku berasal dari Solo Jawa Tengah, mereka mengabarkan kiprah teranyar di luar kesibukannya yakni memasarkan salah satu produk unggulannya pupuk organik ‘Eco Farming’ ke seluruh Nusantara.

Aktivitas lainnya, Randu pada Minggu, (13/3/2022) berhasil menduduki finish di posisi keempat pada balapan pertamanya di Indonesian Sentul Series of Motorsport (ISSOM).

Lebih jauh Randu mengatakan, dirinya ikut pada kelas Kejuaraan Nasional Euro Touring Car Championship (ETCC) kategori novice, menggunakan BMW 330i F30 di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat.

“Ini debut pertama saya di ISSOM, mengikuti kiprah kakak saya Febrian Agung yang pernah jadi juara umum di ISSOM tahun 2021 lalu,” ujar Randu.

“Sangat surprise bagi saya di kejuaraan nasional ini, karena persaingannya ternyata sangat ketat, dan saya latihan mobil balap di sentul baru tiga kali saja,” ujar Randu, “Saya bersyukur bisa tampil di podium pada kejuaraan ini,” ungkapnya.

Beralih ke Febrian Agung yang diketahui pernah mengenyam kuliah di tahun 2002 di jurusan Teknik Kimia ITB, dan kini sebagai pebisnis yang punya tag line khas ‘go berkah, no riba’, “Jatuh bangun di dunia bisnis sangat seru dan penuh tantangan,” ujar Febrian.

“Terus terang, saya pernah merasakan jatuh sejatuh-jatuhnya, didatangi debt collector dari 5 bank berbeda dalam satu hari, selama 5 tahun, dengan total hutang sekitar 20 milliar miliar, yang tidak lunas-lunas,” ungkap Febrian.

“Anehnya, waktu itu ada yang mengajak i’tikaf di mesjid selama tiga hari untuk menjemput pertolongan Allah SWT, sempat bertanya maksudnya apa ya, ini terjadi pada tahun 2017-an yang serba gelap,” ungkap Febrian.

“Ternyata benar, Allah Maha Kuasa, makhluk tak kuasa, Masya Allah ajakan i’tikaf itu setelah kami laksanakan rutin tiap bulan, di bulan keenam Alhamdulillah Allahu Akbar semua hutang saya terbayar lunas,” ujar Febrian.

“Bagi saya, ini membuktikan, kita sukses bukan karena kita hebat, tetapi kita sukses karena ditolong Allah SWT,” ungkap Febrian.

Febrian menambahkan, walau hutang sudah lunas, itikaf itu terus dilanjutkan, kini dinamai SLC (Spiritual Leadership Camp) dengan tag Line “Dzikir Lunas Hutang”.

“Kini banyak rekan-rekan saya yang mengikutinya, karena ternyata rekan kita juga banyak yang memiliki masalah hutang,” kata Febrian.

”Kemudian mereka minta tolong solusi yang real, pekerjaan atau apa yang bisa segera menghasilkan banyak uang, untuk solusi hutang mereka,” kata Febrian.

“Akhirnya saya berikan solusi, saya punya produk yang Insha Allah dahsyat manfaatnya, silahkan bantu pasarkan, nanti kita pakai sistem bagi hasil, alias jadi reseller,” ujar Febrian.

“Alhamdulillah, ternyata banyak peserta yang berhasil jualan dan satu persatu lunas hutangnya, kemudian jadi bola salju, peserta makin lama makin banyak hingga omzet membludak dengan perputaran uang miliaran rupiah per bulan,” ungkap Febrian.

Secara khusus Febrian menepis anggapan jika maneuver bisnisnya, biar laku dibungkus dengan agama, ”Terbalik itu tudingan, bisnis saya ini lahir antara tahun 2018 dan 2019 lengkap dengan semua legalitas resmi pemerintah, setelah 2017 saya memulai ikut teman-teman kegiatan dakwah tabligh sampai sekarang, jadi kegiatan agama dulu baru bisnis,” ungkap Febrian.

Selain landasan nilai agama dalam berbisnis semakin diperkuat, saat ini Febrian setelah hutang 20 miliar lunas pada 2017, ada ratusan anak yatim piatu yang sudah mereka adopsi, bahkan hingga saat ini pihaknya masih tetap menerima anak yatim untuk diadopsi sebagai anak angkat, dengan target 1.000 anak yatim, “Kini sudah lebih dari 100 anak diadopsi,” ungkapnya.

“Kita berikan pakaian terbaik, makanan terbaik dan Insha Allah pendidikan terbaik, juga hadiah rutin setiap hafalan Al Quran bertambah,” ungkap Febrian, “Selain berbisnis, kegiatan filantropi pun kami lakukan dengan sangat senang hati,” ujarnya.

Kembali beralih ke Randu, dalam hal studi formal Randu mengikuti jejak kakaknya berkuliah tuntas program S-1 di ITB pada jurusan Teknik Fisika angkatan tahun 2003.

“Baru saja saya meresmikan kantor cabang PT BEST di Hotel Dangau Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat, pada Rabu, 30 Maret 2022, ini terbentuk atas kolaborasi PT. BEST dengan Dangau Group,” ungkap Randu.

Lebih lanjut Randu mengatakan, langkah Dangau Grup bekerjasama dengan PT BEST di pulau Kalimantan ini demi membantu para petani di wilayah Indonesia bagian tengah dan juga Indonesia bagian timur, serta khususnya di wilayah Kalimantan Barat.

“Para petani di Kalimantan Barat terus mengeluh, harga pupuk kimia terus melonjak, antara hasil panen dan biaya tidak sinkron, Bismillah Insha Allah kami berikan solusi berupa pupuk murah yang berkualitas,” kata Randu.

“Seperti diketahui, Kalimantan Barat potensi pertaniannya termasuk yang sangat berprospek cerah, serta akan terus berkembang,” kata Randu.

“Apalagi saat ini sudah dicanangkan IKN atau Ibukota Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur oleh Presiden RI Joko Widodo,” ujar Randu.

Pada akhir wawancara, dua bersaudara Febrian Agung dan Randu membagi kiat sukses kepada kaum milenial yang ingin meraih sukses sebagai pebisnis yang peluangnya sangat terbuka luas di negeri ini.

“Kita harus bisa menemukan apa kebutuhan masyarakat yang belum tercukupi, kemudian kita hadir sebagai solusi, lalu menjadi pemain terbaik, serta berinovasi tiada henti,” pungkas Febrian yang diamini Randu ST. (HRS / HS / BRH)