Muhammad Farhan Tanggapi Kunjungan Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina

ARCOM.CO.ID ,Bandung. Anggota Komisi I DPR RI dari Partai NasDem Dapil 1 Jawa Barat (Kota Bandung-Kota Cimahi) Muhammad Farhan menanggapi kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina.
Tanggapan Muhammad Farhan disampaikan melalui sambungan telepon, Senin, (27/6/2022).
Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo sebelum mengunjungi Rusia dan Ukraina, melakukan kunjungan kerja ke Jerman (KTT G-7), dilanjutkan menemui dan mengajak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membuka dialog perdamaian dalam konteks perang/invasi Rusia ke Ukraina, puncaknya, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akhir Juni 2022 menemui Presiden Rusia Vladímir Vladímirovich Pútin.
Target ideal kunjungan ini adalah, mengakhiri perang di Ukraina yang telah menyengsarakan kehidupan berbangsa dan bernegara di berbagai pelosok benua dan negara.
Anggota Komisi I DPR RI dari Partai NasDem Dapil 1 Jawa Barat (Kota Bandung-Kota Cimahi) Muhammad Farhan ketika ditanya harapan apa yang kira-kira akan dicapai oleh Presiden RI Joko Widodo atas kunjungannya ke Ukraina dan Rusia mengatakan, kunjungan Joko Widodo untuk menegaskan atau meneguhkan posisi Indonesia sebagai negara besar di dunia.
“Seperti diketahui Presiden Amerika Serikat Joe Biden pernah memojokkan Indonesia dengan mengatakan Indonesia tidak seharusnya mengundang Presiden Rusia Vladímir Pútin di G-20,” ungkap Muhammad Farhan.
“Kemudian Joe Biden menambahkan apabila Indonesia tidak mau menerima saran kami Amerika Serikat, paling tidak undanglah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk berbicara di forum G 20,” ungkap Muhammad Farhan.
“Maka yang dilakukan Presiden RI Joko Widodo menjawab gertakan ini adalah menelepon secara langsung Presiden Rusia Vladímir Pútin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan secara diplomatis keduanya mengatakan akan datang ke forum G20,” ungkap Muhammad Farhan.
“Maka kami di Komisi 1 DPR RI beserta Kementerian Luar Negeri melakukan follow up ke Duta Besar Ukraina maupun Rusia,” kata Muhammad Farhan.
“Namun Duta Besar Ukraina maupun Rusia meminta maaf dengan mengatakan walaupun pihaknya menegaskan akan datang ke forum G20 tetapi secara teknik sepertinya tidak mungkin Presiden Rusia Vladímir Pútin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy datang ke ke forum G20 di Bali pada November 2022,” kata Muhammad Farhan.
“Artinya pihak Rusia dan Ukraina terkesan basa-basi, dan mengetahui hal ini akhirnya Presiden RI Joko Widodo langsung mengunjungi Presiden Rusia Vladímir Pútin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy,” kata Muhammad Farhan.
“Menurut saya ini diplomasi preman kampung atau Wong Ndeso, kalau kata orang Sunda istilahnya ‘tampolong kaleng, belut ditalian, tong ngomong lah gandeng, gelut we sakalian” ujar Muhammad Farhan.
“Jadi Presiden RI Joko Widodo mendatangi langsung Presiden Rusia Vladímir Pútin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, secara tersirat dikarenakan Putin dan Zelenskyy tidak datang ke Bali, maka Joko Widodo yang datang langsung ke Rusia dan Ukraina, ini menunjukkan Indonesia sudah siap menjadi pemimpin dunia,” tegas Muhammad Farhan.
“Artinya apabila Joko Widodo sampai datang ke sana Rusia dan Ukraina Putin akan berpikir sepuluh kali untuk mencari mencari alasan, bagaimana cara pihaknya tidak datang ke Bali, Zelenskyy pun harus membangun sebuah narasi baru, bahwa Presiden Indonesia berani ke zona perang, kenapa pihaknya tidak berani datang ke forum G20 di Bali,” ungkap Muhammad Farhan.
Di akhir sambungan telepon Muhammad Farhan mengungkapkan, setiap 24 jam, Presiden RI, Panglima TNI, Menteri Luar Negeri beserta Sekretaris Kabinet mengevaluasi langsung kunjungan ini.
“Mengapa harus Panglima TNI, dikarenakan di dalam sosok Presiden RI ada kedaulatan Republik Indonesia,” pungkas Muhammad Farhan. (BRH / HS)