Parahyangan Jet Terminal, Pelayanan Private Jet Pertama di Kota Bandung

ARCOM.CO.ID ,Bandung. Indonesia khususnya kota Bandung akhirnya memiliki pelayanan Private Jet (Jet Pribadi) bernama Parahyangan Jet Terminal (PJT) yang berlokasi di kawasan Husein Sastranegara jalan Pajajaran No.156 Bandung.
Soft Opening sekaligus Syukuran Parahyangan Jet Terminal (PJT) bersama anak Panti Asuhan berlangsung, Jumat, (20/11/2020), di Gedung PJT, hadir Pembina PJT Marsekal Muda TNI I Nyoman Trisantosa, S.I.P., M.Tr., Direktur Utama PJT Mus Mulyadi, dan Komisaris Utama PJT Kinto Irman.
Kepada para awak Media Marsda TNI Nyoman Trisantosa, menjelaskan, tempat yang digunakan Parahyangan Jet Terminal (PJT) sudah ada sejak zaman dulu, “Tempat ini pernah digunakan pada saat Konperensi Asia Afrika, namun tempat ini dalam jangka waktu lama tidak termanfaatkan dengan baik,” ungkapnya.
“Maka pada 2013, Bandung International Aviation menggunakan lokasi ini untuk Bandung Jet Terminal, namun dengan beberapa kendala yang ada, gedung ini tidak berfungsi sesuai dengan harapan, sehingga selama kurang lebih lima tahun, gedung ini kosong, dan akhirnya direnovasi,” kata Marsda TNI Nyoman Trisantosa.
“Oleh sebab itu, kami ingin gedung herritage yang bersejarah ini dapat dimanfaatkan kembali, maka dari pihak PT Bandung Angkasa Perdana mengupayakan untuk mendapatkan izin operasional dari Komandan Lanud Husein Sastranegara, dan secara berjenjang mengajukan izin kepada Komando Operasi Udara I dan Mabes TNI AU,” ungkap Marsda TNI Nyoman Trisantosa.
“Sehingga awal 2020 kita sudah mendapatkan izin prinsip, maka gedung ini sudah siap untuk dioperasionalkan,” kata Marsda TNI Nyoman Trisantosa.
Lebih lanjut Marsda TNI Nyoman Trisantosa mengatakan, dikarenakan Pandemi Covid-19, saat ini kegiatan belum beroperasi, “Seperti diketahui gedung ini adalah untuk transit penerbangan dari luar negeri, domestik, dan lokal area, serta berangkat dari gedung ini ke luar negeri maupun ke wilayah domestik,” ujarnya.
“Jadi tempat ini melayani penerbangan yang bersifat pribadi, dan cargo terbatas yang tidak dalam jumlah besar,” ungkap Marsda TNI Nyoman Trisantosa, “Tempat ini juga melayani pejabat atau pihak swasta yang ingin mendapatkan layanan jasa penerbangan secara VVIP,” ujarnya.
Marsda TNI Nyoman Trisantosa menambahkan, Parahyangan Jet Terminal mewadahi kearifan lokal, “Parahyangan artinya tempat bersemayam para leluhur atau para Dewa, sehingga harapannya dengan adanya sarana transportasi penerbangan yang bersifat pribadi ini, para klien terhindar dari hal- hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

“Maka dengan adanya syukuran Parahyangan Jet Terminal, kami memohon kepada Yang Maha Kuasa agar diberi kelancaran,” kata Marsda TNI Nyoman Trisantosa, “Dalam Soft Opening Parahyangan Jet Terminal serta dalam pelaksanaan operasionalnya, kami kulonuwon dan memohon doa restu, karena dalam melakukan aktivitas di suatu wilayah kita harus mohon izin dan kulonuwon,” ujarnya.
“Tahap berikutnya kita akan melakukan Grand Opening Parahyangan Jet Terminal dikarenakan kita sudah ada Klien dan Customer yang berdatangan, rencananya Desember 2020 setelah running satu atau dua penerbangan,” ungkap Marsda TNI Nyoman Trisantosa.
“Kami berharap kehadiran sarana ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya penggunaan jet pribadi dari luar negeri maupun dari dalam negeri,” kata Marsda TNI Nyoman Trisantosa.
Terkait mekanisme untuk menjadi Klien dan Customer Parahyangan Jet Terminal, Marsda TNI Nyoman Trisantosa menjelaskan, mekanisme sama seperti naik pesawat komersial, seperti tiket dan lain sebagainya, “Namun kami menawarkan kontrak dan Calon Klien memberikan jaminan agar ada keterikatan, sehingga kedua belah pihak tidak mengalami kerugian,” ujarnya.
“Kita memang memberikan pelayanan kepada Klien, namun pesawatnya bisa saja dari tempat lain, ke depan kita bisa saja memiliki pesawat dan kita sewakan, para Klien juga bisa membawa pesawat sendiri namun Ground Handlingnya di tempat ini dan pelayanan setelah mendarat dan akan berangkat kembali kita yang melaksanakan,” kata Marsda TNI Nyoman Trisantosa.
“Terkait pengamanan, kita berkoordinasi dengan pihak Lanud Husein Sastranegara, karena tempat ini berada di Ring I, pastinya setiap pergerakan di tempat ini harus diketahui Pejabat yang berwenang di Lanud Husein,” tegas Marsda TNI Nyoman Trisantosa.
“Kita juga selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Bea Cukai, Imigrasi dan General Manager Angkasa Pura II karena pergerakan kita transparan dan tidak ada yang sifatnya sembunyi-sembunyi,” tegas Marsda TNI Nyoman Trisantosa.
Lebih lanjut Marsda TNI Nyoman Trisantosa mengatakan, sejak Pandemi Covid-19, Indonesia terkena Travel Ban dari 59 negara, “Tadinya ada Klien yang akan berangkat ke Malaysia, namun karena hambatan tersebut, Klien tidak jadi berangkat,” ungkapnya.
“Namun dari beberapa calon Klien yang datang ke Parahyangan Jet Terminal, mereka melihat bisnis ini sangat potensial dan menjanjikan, di mana diharapkan frekuensi penerbangan setelah Pandemi berakhir kembali normal, bahkan para calon Klien mengapresiasi kehadiran private jet terminal ini,” pungkas Marsda TNI Nyoman Trisantosa.

Direktur Utama Parahyangan Jet Terminal Mus Mulyadi menambahkan, pihaknya saat ini sudah melakukan kerjasama dengan beberapa rumah sakit di Kota Bandung untuk mengantar pasien berobat ke Singapura dan Malaysia, “Namun untuk saat ini kita belum dapat melaksanakannya karena adanya Pandemi Covid-19, tapi untuk persiapan kita sudah siap,” tegasnya.
“Kita juga melayani penerbangan domestik bila ada permintaan seperti itu, karena kita memang menyediakan berbagai pesawat untuk penerbangan tersebut,” ungkap Mus Mulyadi.
“Carter pesawat yang kita sediakan memang sifatnya Private, karena kita melihat tingkat perekonomian sudah mulai maju,” kata Mus Mulyadi.
“Jadi kapanpun calon Klien Parahyangan Jet Terminal ingin berangkat akan kita layani, karena kita beroperasi 24 jam dan Unschedule, kita memang berbeda dengan jadwal pesawat komersial, kapanpun Klien mau berangkat, akan kita layani,” tegas Mus Mulyadi.
Lebih lanjut Mus Mulyadi menjelaskan, bagi calon Klien yang akan menggunakan layanan Parahyangan Jet Terminal, maka akan dilakukan penandatanganan kontrak tiga hari sebelum berangkat, “Dalam kontrak tersebut akan diuraikan berapa biaya yang harus disiapkan calon Klien,” kata Mus Mulyadi.
“Pelayanan yang kita berikan adalah Premium, atau VVIP, apalagi banyak warga Bandung yang menurut pihak Bank Swasta mempunyai simpanan uang 20 hingga 30 miliar rupiah yang belum digunakan, sehingga pihak Bank Swasta tersebut memberikan Reward pelayanan Private Jet,” ungkap Mus Mulyadi.
“Saya berharap Parahyangan Jet Terminal akan maju, karena yang saya tahu, Fixed Base Operator atau FBO pertama di Indonesia baru ada di kota Bandung, dan tempat ini merupakan Pilot Project,” pungkas Mus Mulyadi.
Komisaris Utama Parahyangan Jet Terminal Kinto Irman dalam pernyataan singkatnya berharap Parahyangan Jet Terminal terus maju dan menjadi Pilot Project pertama serta menjadi Pionir di Indonesia. (BRH)