Pengetahuan Sebagai Tonggak Pencegahan Kutil Kelamin Pada Remaja Bandung

Penulis: dr. Pati Aji Achdiat, SpKK(K)., M.Kes., Staf Program Studi Dermatologi dan Venereologi FK Unpad/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

ARCOM.CO.ID ,Bandung, (18/2/2023). Masa remaja merupakan masa transisi yang memerlukan perhatian dan perlindungan khusus.

Berbagai perubahan pada masa pubertas menimbulkan minat dan rasa ingin tahu terhadap banyak hal termasuk seksualitas.

Pada umumnya remaja memiliki pengetahuan yang kurang komprehensif mengenai kesehatan seksual.

Keterbatasan pengetahuan mengenai perilaku seksual berisiko dan penyakit menular seksual menyebabkan peningkatan kasus dan penyebaran penyakit yang tinggi di masyarakat.

Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV).

Penyakit kutil kelamin penting untuk dipahami mengingat hubungan yang erat dengan perkembangan keganasan atau kanker pada area kelamin di masa depan.

Permukaan kulit pada area kelamin lebih tipis sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus.

Kejadian kutil kelamin terutama ditemukan pada usia muda yaitu 15 hingga 24 tahun.

Infeksi HPV menyebar melalui kontak seksual antar kelamin maupun seks oral.

Peningkatan kejadian kutil berkaitan dengan kontak seksual pertama pada usia muda, serta peningkatan jumlah pasangan seksual.

Pelaksanaan program konseling intensif telah terbukti mengurangi kejadian berbagai penyakit menular seksual termasuk kutil kelamin.

Penyuluhan oleh Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran mengenai kutil kelamin pada remaja di Kota Bandung telah dilaksanakan disalah satu sekolah menengah atas (SMA) Kota Bandung.

Selain melakukan penyuluhan, kegiatan ini juga menilai pengetahuan para siswa mengenai kutil kelamin sebagai evaluasi untuk dasar strategi intervensif pencegahan kutil kelamin pada pelajar SMA di area Kota Bandung.

Sebanyak 33 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan dengan rentang usia 15 sampai 18 tahun mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusiasme.

Hasil survey pengetahuan para peserta melaporkan tingkat pengetahuan mengenai kutil kelamin yang sudah baik.

Pemberian materi penyuluhan meningkatkan pengetahuan siswa.

Dari hasil survey sebelum penyuluhan diketahui bahwa 60% pertanyaan dapat dijawab dengan benar oleh peserta dan 93,33% pertanyaan dapat dijawab dengan benar oleh peserta setelah mendapat penyuluhan.

Sekitar 68% peserta penelitian sudah pernah mendengar mengenai penyakit kutil kelamin dan 56% peserta sudah memahami penyebab dari kutil anogenital adalah infeksi HPV.

Dari hasil penelitian ini diketahui 74% peserta penelitian mengetahui bahwa penyakit kutil kelamin dapat mengenai laki-laki dan perempuan.

Sekitar 60% peserta mengetahui cara penularan kutil kelamin adalah melalui kontak langsung dengan kulit yang sakit.

Hanya sekitar 40% peserta yang mengetahui bahwa orang yang terinfeksi HPV dapat tidak bergejala dan masih bisa menularkan ke orang yang sehat.

Hampir seluruh peserta mengetahui bahwa infeksi HPV dapat menjadi faktor risiko munculnya keganasan dan 64% peserta mengetahui bahwa infeksi HPV dapat dicegah dengan vaksinasi.

Sebagai kesimpulan, tingkat pengetahuan seluruh siswa di salah satu SMA di Kota Bandung tentang kutil kelamin sebelum dilakukan penyuluhan sudah baik, namun pengetahuan mereka semakin meningkat setelah mengikuti kegiatan penyuluhan.

Penyebaran informasi mengenai kutil kelamin merupakan salah satu upaya penting yang harus dilakukan untuk menurunkan angka kejadian dan penularan dalam masyarakat.

Pemahaman masyarakat yang baik tentang kutil kelamin dapat mendukung program pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi menular seksual.

Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang kutil kelamin, mulai dari cara penularan hingga pencegahannya.

Siswa SMA diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam penyebaran informasi penyuluhan pada keluarga dan masyarakat, sehingga dapat menurunkan angka kejadian dan penularan kutil kelamin pada masyarakat. (BRH / AJI)