Roedy Wiranatakusumah Tanggapi OTT Walikota Bandung Yana Mulyana oleh KPK

ARCOM.CO.ID ,Bandung. Roedy Wiranatakusumah, SH., MH., MBA., yang merupakan pengacara internasional yang juga keturunan dari Dalem Bandung, RAA Wiranatakusumah V, menanggapi Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Walikota Bandung Yana Mulyana pada Jumat malam, (14/4/2023), di Rumah Dinas Wali Kota Bandung / Pendopo Kota Bandung jalan Dalem Kaum.

Roedy Wiranatakusumah yang juga International Lawyer spesialisasi di Bidang Hukum Maritim dan Korporasi mengatakan, dirinya dan Keluarga Besar RAA Wiranatakusumah V dikejutkan oleh penangkapan Walikota Bandung Yana Mulyana oleh KPK.

“Pagi ini saya dikejutkan oleh berita OTT Walikota Bandung Yana Mulyana oleh KPK,” kata Roedy Wiranatakusumah melalui sambungan telepon, Sabtu, (15/4/2023).

“Kami sebagai warga Bandung dan penjaga marwah Bandung sangat terpukul, oleh OTT Walikota Bandung, karena reputasi Bandung dikenal sebagai kota pencetak pemimpin kelas nasional dan internasional,” kata Roedy Wiranatakusumah yang merupakan cicit dari RAA Wiranatakusumah V.

Lebih lanjut Roedy Wiranatakusumah yang merupakan Pendiri Silat Sunda Institute (SSI) mengungkapkan, sebelumnya Dada Rosada pernah masuk juga ke penjara, dan Yana Mulyana adalah Walikota Bandung kedua yang ditahan walaupun belum terbukti, apakah menjadi tersangka atau tidak.

Tetapi menurut Roedy Wiranatakusumah entitas KPK adalah entitas yang cukup kuat ketika melakukan OTT, maka chance-nya apakah Yana Mulyana bersalah atau tidak bersalah, kondite di publik sudah men-judge bahwa Walikota Bandung saat ini Yana Mulyana adalah sebagai tahanan KPK.

Roedy Wiranatakusumah menegaskan, dalam rangka pemilihan calon pemimpin kota Bandung tahun 2024, pihaknya mengharapkan the next Leader kota Bandung harus berkomitmen menjaga marwah Bandung yang amanah.

Karena menurut Roedy Wiranatakusumah, biasanya para pemimpin disumpah di atas Al Quran, yang mana Al Quran adalah kitab yang sangat sakral dan sangat suci, tetapi seolah-olah sumpah itu hanyalah bentuk kiasan belaka.

Roedy Wiranatakusumah menambahkan, keprihatinan dan kekecewaan ini sudah tentu membuat pihaknya resah, membuat keluarga-keluarga yang dengan sukarela memberikan pajak-pajaknya untuk para pemangku kekuasaan tidak dapat paling tidak mematuhi hukum apabila tidak bisa perform sebagai Leader.

“Karena panglima utama adalah hukum yang memberikan nilai-nilai atas apa yang kami percayakan kepada pemimpin,” tegas Roedy Wiranatakusumah

Roedy Wiranatakusumah menegaskan, kota Bandung bukanlah kota ‘ecek-ecek’, namun kota Bandung adalah kota yang dikenal sebagai ibu kota provinsi, ibu kota Asia Afrika, dan sejarah panjang perjuangan menuliskan dahulu warga Bandung sempat membakar Bandung untuk mempertahankan dignity melawan para penjajah.

Roedy Wiranatakusumah mengatakan, saat ini adalah era yang harusnya Bandung menjadi kota mercusuar, dan seharusnya sudah, karena kota yang memiliki berbagai macam fasilitas pendidikan, dan kecerdasan warga itu harus dipimpin oleh seseorang yang memang lugas berkomitmen dan tidak cengeng terhadap sogokan-sogokan.

“Ini adalah pendapat kami sebagai pemerhati, karena kamilah yang akan berjuang nanti untuk menentukan siapa pemimpin ke depan,” ujar Roedy Wiranatakusumah.

“Dua kali sudah cukup, jadi tidak perlu hattrick ada pemimpin Bandung ke depan yang ditangkap lagi, karena ini adalah spesial saya sebagai pengamat atau warga Bandung untuk memperbaiki reputasi Bandung sebagai kota pendidikan, kota pencetak Leaders, kota budaya, kota politik, dan kota yang menyangga kestabilitasan nasional, maupun masa depan bangsa,” pungkas Roedy Wiranatakusumah.

Seperti diketahui, Walikota Bandung Yana Mulyana dan 8 orang lainnya ditangkap KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT), Jumat malam, (14/4/2023), karena menerima suap dalam proyek CCTV / Bandung Smart City senilai miliaran rupiah. (BRH)